“MENJAWAB REVIEW EDI
SUGIANTO TERHADAP BUKU CLINICAL HYPNOTHERAPY AL-QUR’AN di www.naqsdna.com”
Meluruskan kesalah pahaman Edi
Sugianto dalam reviewnya, terhadap buku CLINICAL HYPNOTHERAPY AL-QUR’AN.
LANDASAN PEMIKIRAN
1. Dalam
kitab Sahih Bukhari disebutkan العلم قبل القول و العمل
(ilmu itu lebih didahulukan daripada berucap dan beramal). Berangkat
dari hadis di atas, seharusnya apabila seseorang hendak berkomentar, menasehati
atau kasarnya menyalahkan, maka hendaknya ia harus memiliki ilmu yang terkait.
Bila hendak
menyalahkan terkait tentang al-Qur’an maka hendaknya ia mengerti ilmu al-Qur’an
dan seluk beluknya. Demikian pula bila hendak menyalahkan sebuah hadis, maka ia
juga harus mengerti ilmu hadis dan seluk beluknya. Bila ia tidak memiliki ilmu
tentangnya, maka bisa terjadi kesalahan, atau bahkan sesat menyesatkan. Sesuai
hadis, barangsiapa yang menyerahkan sesuatu tidak pada ahlinya, maka
tunggulah kehancurannya (HR. Muslim)
2. Ciri
khas akademis adalah mempertanggung jawabkan tulisannya secara referensif
dengan bukti footnote dan merujuk pada buku-buku standart. Dengan
demikian, data-data ilmiah menjadi penting. Argumentasi yang telah dikuatkan
oleh data ilmiah, maka data itu sah. Bila hanya pendapat semata, tanpa
dikuatkan data dari para pakar, maka yang dimenangkan adalah yang punya data.
3. Sumber
pengambilan data. Data dari buku atau kitab standart lebih dikuatkan daripada
pendapat yang mengcopy paste dari website yang tidak bisa dipertanggung jawabkan.
Kenapa? Karena siapa saja bisa menulis di website tanpa diketahui latar
belakang keilmuannya.
4. Latar
belakang keilmuan. Orang yang belajar dalam bidangnya lebih diakui pendapatnya
daripada yang hanya otodidak, dan hanya tahu serampangan. Istilahnya, lebih
percayalah pada arsitek ketika membangun gedung megah, daripada percaya pada
perkataan tukang sayur.
5. Para
guru-gurunya. Mereka mengambil ilmu dari guru yang kompeten atau tidak. Bila ia
hanya mengambil dari guru yang tidak ahli dalam bidangnya, apalagi gurunya mbah
GOOGLE maka tentulah kita tahu jawabannya dan perlu diragukan keahliannya.
YANG PERLU DILURUSKAN
DI BAWAH INI ADALAH TULISAN EDI
SUGIANTO YANG LANGUNG SAYA JAWAB DI BAWAHNYA. TULISAN EDI SUGIANTO SAYA CETAK
MIRING; JAWABAN SAYA, SAYA CETAK TEGAK.
Review
Buku : Judul : Clinical Hypnotherapy Al-Quran, New Guidence For Medic &
Therapist.
Penulis :
Imam Masrur, M, Th. I. CH, CHt, CI
Publisher
: International Scientific Hypnotherapy
Pada awalnya saya memang
sedang mencari buku yang bertemakan hypnosis serta hypnotherapy dalam sudut
pandang serta kajian Islami. Sehingga akhirnyalah saya menemukan buku ini
"Clinical Hypnotherapy Al-Quran" yang ditulis oleh Imam Masrur, M,
Th. I. CH, CHt, CI.
NAMUN SETELAH SAYA
SEKILAS MEMBACA, nampaknya ini hanyalah buku hypnosis biasa,
sama juga dengan buku hypnosis yang lain. Hanya saja di dalamnya ada bertebaran
dalil qur'an dan juga hadits. Dan Saya merasa buku ini masih belum dapat
menjelaskan fenomena hypnosis dalam sudut pandang Islam. Dan masih terlihat
terlalu dipaksakan dan mengada-ada ketika mengaitkan antara Hypnosis dengan
ajaran Islam. Serta belum menyentuh esensi hakiki dari hypnosis itu sendiri.
1. JAWABAN: Edi Sugianto mengakui hanya membaca sekilas. Dengan demikian,
ia hanya berpendapat dengan sesuatu yang terlintas dipikirannya saja. Lalu
apakah TEPAT, BILA MENYALAHKAN DAN MEMBLOW-UP KEPAHAMANNYA YANG HANYA BERASAL
DARI SEBUAH KEPAHAMAN YANG DANGKAL. SUNGGUH SEBUAH ARGUMENTASI YANG HANYA
BERDIRI DIUJUNG TANDUK, YANG AKHIRNYA MEMBERI MADHARAT PADA ORANG LAIN. Dan
dalam agama hal ini tidak dibenarkan dan merupakan sebuah kedzaliman. Lihat
surat al-Hujarat ayat 6: Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa
suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu
musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu
menyesal atas perbuatanmu itu.
Karena definisi hypnosis yang
digunakan di dalam buku ini sendiri masih belum tepat sasaran alias masih belum
menyentuh Inti Substansinya, SEHINGGA AYAT SERTA HADITS YANG DIGUNAKAN
JUGA MASIH BELUMLAH TEPAT. Buku ini hanya menyentuh aspek permukaan saja
dari ilmu hipnosis, dan belum sampai pada inti hakikinya. Sehingga pengaitan
antara Hypnosis dengan Islam bersifat melingkar-lingkar alias berputar-putar
saja dan tidak menohok langsung pada intinya. Hanya membicarakan ranting dan
dahannya saja, sedangkan pohonnya itu sendiri sama sekali tidak disentuh.
2. JAWABAN: jika Edi Sugianto hendak meluruskan penulis Buku
Clinical Hypnotherapy al-Qur’an dan menyalahkan pengambilan hadis atau ayat
al-Qur’an maka hendaknya ia paham dulu ILMU AL-QUR’AN, IA HARUS PAHAM dulu HADIS
DAN FIQHUL HADIS. Yang saya tahu, background ia bukan di ilmu tersebut. Kok ia
bisa tahu kalau ayat atau hadis yang saya ambil belum tepat? Maaf, BACKGROUND
SAYA S-1 TAFSIR HADIS DAN S-2 JUGA KONSENTRASI TAFSIR HADIS. MENURUT PARA
PEMBACA YANG BUDIMAN, SIAPA KIRA- KIRA YANG LEBIH PAHAM DALAM HAL INI???..
Misalnya mengenai Definisi
Hipnosis, dalam buku ini dituliskan bahwa: Hypnosis adalah Kondisi Relaksasi
pikiran, saat pikiran berada di Alpha Theta. Hypnosis adalah proses diterimanya
sugesti oleh pikiran yang tidak menganalisa. Nah, definisi yang ditulisakan di
atas hanya menjelaskan fenomena kondisi hipnosis dan tidak menuliskan secara
tegas apa definisi hypnosis itu sendiri. Padahal Definisi Hypnosis itu sederhana
saja. “Hypnosis is the by-pass of the critical factor of the conscious mind
followed by the establishment of acceptable selective thinking ” atau “Hypnosis
adalah penembusan faktor kritis pikiran sadar yang diikuti dengan diterimanya suatu
pemikiran atau sugesti”. (U.S. Department of Education, Human Services
Division).
Nah sederhana bukan definisi
Hypnosis itu, dan itulah Inti dari Hypnosis. Sedangkan Kondisi gelombang otak
Alpha Theta dan juga Kondisi rileksasi pikiran, itu hanyalah sekedar menjelaskan
tanda-tanda dari kondisi hypnosis. Yang mana tanda-tandanya itu buaaanyak sekali.
Jadi kalau kita menyebut bahwa Hypnosis adalah Kondisi Relaksasi pikiran, saat
pikiran berada di Alpha Theta. Itu sama saja dengan kita mengatakan bahwa Gajah
adalah binatang yang tipis dan lebar, karena yang kita pegang adalah telinga
gajah.
Sedangkan Definisi yang kedua
yang ditulis di dalam buku ini yaitu Hypnosis adalah proses diterimanya sugesti
oleh pikiran yang tidak menganalisa. Yang tampaknya merupakan plesetan serta
modifikasi dari definisi Hypnosis menurut U.S. Department of Education, Human Services
Division. yang Justru membuat definisi yang sudah jelas menjadi malah membingungkan.
Karena yang dimaksud dengan Pikiran Yang tidak menganalisa itu tentu terkait
dengan karakter pikiran sadar yang mempunyai karakter Analitis. Padahal
karakter Pikiran sadar itu tidak hanya itu, Pikiran sadar mempunyai fungsi mengidentifikasi
informasi yang masuk, membandingkan dengan data yang sudah ada dalam memori
kita, menganalisa data yang baru masuk tersebut dan memutuskan data baru akan disimpan,
dibuang atau diabaikan sementara.
3. JAWABAN: Buku ini saya beri judul Clinical Hypnotherapy
Al-Qur’an NEW GUIDANCE FOR MEDIC & THERAPIST. DENGAN HARAPAN SASARAN BUKU
INI adalah PARA THERAPIST. Dengan kata lain, para pembacanya telah selesai
training Basic Hypnotherapy & Advance Hypnotherapy. DENGAN DEMIKIAN, IA
SUDAH PAHAM DILUAR KEPALA APA ITU HIPNOSIS, APA ITU HIPNOTERAPI. Dibuku ini DIHALAMAN
175 JUGA sudah SAYA TULISKAN “BUKU INI ADVANCENYA ADVANCE.” Yang berarti
seyogyanya kepahaman hipnosisnya mendalam dulu, baru baca buku ini. Supaya
tidak ada misunderstanding.
Buku ini
didesign simple supaya mudah dipaham. Dan saya memilih penjelasan tsb untuk
memahamkan. Serta penjelasan tsb mengacu pada buku/ Handout Training Basic
Hypnotherapy dari Alfa Omega Surabaya. Dengan Trainer Mas Yussantos, MM.
Adi W
Gunawan, dalam bukunya HYPNOTHERAPY The Art of Subconscious Restructuring di
bab I menuliskan, APAKAH SEBENARNYA HIPNOSIS? Lalu beliau menjelaskan dengan
cerita, yang pada hal 10, beliau menyimpulkan “secara ringkas dapat disimpulkan
bahwa kecemasan dan hipnosis sebenarnya sama.” APAKAH SEPERTI P. ADI INI SALAH
JUGA? INI KAN SEKEDAR MEMAHAMKAN SAJA, DAN KITA PENGGIAT HIPNOSIS, PASTI SUDAH
PAHAM APA ITU HIPNOSIS. DAN BELIAU MENYARANKAN SEBELUM BACA BUKU TSB SEYOGYANYA
BACA BUKU BELIAU YANG BERJUDUL HIPNOSIS. Saya meniru cara beliau dalam
menjelaskan hipnosis tsb. Bila ada TRAINER YANG MENJELASKAN SECARA BERBEDA
DENGAN ANDA, APAKAH IA PASTI SALAH. Dalam hadis diterangkan:
اِنَّ بَعْضَ الَّظنِّ اِثْمُ
Sesungguhnya
dalam sebagian prasangka itu adalah dosa.
Hargai
pendapat teman sejawatmu wahai edi sugianto. Kalau intinya sama, kenapa harus
kau caci maki. Apa untungnya bagimu. Toh, buku ini diperuntukkan bagi yang
sudah ngerti hipnosis.
Contoh lain lagi, Test
sugestibilitas dihubungkan dengan prinsip (YAKIN) keyakinan, penerimaan dan
ketundukan... Ini menurut saya tidak tepat... Karena test sugestibilitas itu
untuk mengetahui karakter psikologi seseorang dalam sudut pandang Psikologi
Hypnosis terkait dengan kemampuan dasarnya menerima sugesti.. Jadi ini bukan
soal yakin, menerima, ataupun ketundukan... Ini soal karakter... Karena bagi yang
bertype emosional dan juga intelektual (Type sulit masuk kondisi Hypnosis), itu
banyak juga yang sangat ingin mampu lulus test sugestibilitas, mereka sudah
mencoba menerima dan tunduk terhadap sugesti hipnosis yeng diberikan.. Tetapi
tetap saja tak dapat melakukan Test Sugestibilitas sebaik yang bertype Physical.
Walaupun sudah dilakukan Hipnotic Training yang cukup lama. Jadi ini bukan soal
yakin atau tidak yakin, tetapi soal psikologi Hypnosis yang dimiliki oleh seseorang...
4. JAWABAN: disinilah letak perbedaan hipnoterapi barat dengan
hipnoterapi yang saya teorisasikan/ saya combine dengan al-Qur’an. Dalam test
sugestibilitas Clinical Hypnotherapy al-Qur’an ini, yang terpenting bagi
pasien/ klien adalah keyakinannya terhadap ajaran-ajaran yang ada dalam
al-Qur’an. Tidak sekedar test sugesti yang umumnya kita pelajari dalam training
hypnosis. Kenapa demikian? kalau pasien/ klien lulus test sugesti biasa, namun
ia tidak “lulus” dalam mengimani al-Qur’an ini, maka seyogyanya tidak
diteruskan ke induksi. Karena sugestinya nanti tidak akan masuk, karena
sugestinya diambil dari isi kandungan al-Qur’an.
DISINILAH
LETAK PEMAKSAAN PENDAPAT ANDA. SAYA SUDAH BILANG, DISUDAHI SAJA, KARENA KITA
BEDA FRAME. NAMUN ANDA, TETAP NGOTOT & MENYALAH-NYALAHKAN KARYA ILMIAH
SAYA, YANG TERNYATA ANDA TIDAK TAHU KEILMUANNYA.
Contoh lain, Induksi dan
deepening di asosiasikan dengan Naum (Tidur)... Lha... Hipnosis itu sendiri
tidak identik dengan tidur kok... Coba Baca kembali Definisi Hypnosis menurut
U.S. Department of Education, Human Services Division di atas. Dan tentu saja
juga menjadi tidak tepat pula bila dikatakan bahwa NAUM dalam istilah Arab yang
berarti mengantuk itu identik dengan definisi Hypnosis. Kalau mengantuk dan
tidur disebutkan sebagai salah satu tanda-tanda dari fenomena kondisi hypnosis.
Nah, itu baru saya setuju. Tetapi kalau mengidentikkan Hypnosis adalah naum
alias mengantuk ataupun Tidur, maka tentu saja itu menjadi tidak tepat bukan..?
Sekilas Mengenai Naum
& Tidur Yang Saya Copaskan Dari Sebuah Blog.*** Mengingat
kata “tidur” adalah asli produk dalam negeri dan belum diserap menjadi salah
satu kosakata bahasa Arab secara resmi, maka untuk mengawali penelusuran ayat-ayat
yang membahas tentang tidur, penulis berusaha mencari padanan kata ini dalam
bahasa Arab. Adapun cara yang digunakan adalah mencari persamaan kata Arab
untuk “tidur” dalam kamus Indonesia- Arab. Pada pencarian ini, penulis menemukan
ada dua kata bahasa Arab yaitu naum dan subat .[1] Dalam Lisan
al-Arab, an-naum berarti nu’as (ngantuk). Lebih lanjut Ibnu al- Mandzur menjelaskan bahwa kata nama yanamu
memiliki dua bentuk mashdar yakni naum dan niyam sebagaimana yang
telah diungkapkan oleh Sibawaih. Seseorang dikatakan tidur apabila ia telah
berbaring (raqada). [2] Sedangkan Menurut Ibnu Faris, kata naum dengan huruf
nun, wawu dan mim menunjukkan arti jumud dan sukunu harakah yakni seperti benda
mati yang tidak bergerak/ statis. [3] Ar-Raghib al-Ashfihani dalam kamusnya menjelaskan
bahwa naum adalah istirkhou a’shab ad-dimagh bi rathubat al-Bukhor al-musha’id
ilaih (beristirahatnya urat syaraf otak disebabkan sejuknya udara yang masuk ke
dalamnya).
Ia juga menambahkan bahwa
ungkapan naum ini bisa berarti Allah mewafatkan jiwa tanpa kematian. Ada juga
pendapat yang mengatakan bahwa naum merupakan kematian sebentar, sedangkan
kematian pada hakikatnya adalah tidur yang cukup lama/panjang. [4]
Jadi Naum itu mungkin lebih
tepat bila dijelaskan sebagai penjelasan atas salah satu fenomena Hypnosis
yaitu SLEEP LIKE HYPNOSIS atau Sleep Hypnosis, salah satu fenomena Kondisi
Hypnosis yang mirip dengan tidur. Dan tidak dapat digunakan untuk menjelaskan keseluruhan
dari fenomena hypnosis itu sendiri. Hanya saja, dalam buku itu tidak dijelaskan
dengan jelas perbedaan kalimat Naum yang difahami oleh masyarakat awam sebagai
TIDUR.
5. JAWABAN: dalam menjelaskan hal ini, saya merujuk langsung pada
bukunya, dengan melihat pakai mata kepala sendiri, bukan COPY PASTE dari www.GO-BLOGSPOT.com. Coba baca
cepat, GOBLOGSPOT. YANG ARTINYA TITIK KEBODOHAN. Mahasiswa saya yang S-1 saja
saya larang pakai literatur www.goblogspot.com.
Kenapa? Karena penulisnya belum tentu bisa dipertanggung jawabkan. Siapa saja
bisa membuat blog, dan mengatas namakan dirinya professor, praktisi dsb.
Perhatikan ya..tidak semuanya. Mahasiswa saya WAJIB PAKAI BUKU STANDART DAN
PENULISNYA HARUS JELAS SIAPA DIA. KALAU S-1 MINIMAL PAKAI BUKU YANG DITULIS
OLEH MAGISTER.
TU LIHAT
EDI COPAS DARI BLOG, DAN LIHAT ALAMATNYA DI AKHIR REVIEWNYA. UNTUK MENCARI
ISTILAH NAUM SAJA IA PAKAI GO-BLOGSPOT. ITU TANDANYA IA TIDAK PUNYA
KEILMUAN DALAM SEMANTIK ARAB. MUNGKIN SAMPULNYA KITAB LISAN AL-LISAN IBN
MANDZUR AJA IA TIDAK TAHU. ITU MAKANAN INTELEKTUAL TAFSIR HADIS, MAS EDI.
APALAGI KAMUSNYA HANS WEHR DAN AHMAD KHATIB YANG LANGKA ITU.
LIHAT PENJELASAN SAYA MENGENAI NAUM: Seorang
pakar bahasa Arab yang bernama Ibn Manzur dengan karyanya Lisan al-Lisan &
Lisan al-Arab memaknainya dengan نُوَّم
atau نَوْمٌ itu sendiri (Lisan al-Lisan Tahdhib
al-Lisan al-Arab, vol.2 h. 659). Setelah dicek di kamus ilmiah A
New Dictionary of Scientific and Technical Term karya Ahmad al-Khatib h.
289 terbitan Libanon Beirut, kata tersebut bermakna hipnotis.
Makna
نَوْمٌ juga dimaknai sebagai تَنْوِيْمٌ atau مُنَوِّم
yang bermakna anasthetization, hypnotism, hypnosis. Makna tersebut
disampaikan oleh pakar bahasa Hans Wehr dengan karyanya A Dictionary of
Modern Written Arabic diterbitkan oleh Ottoharossowitz di Weisbaden di
tahun 1979 h. 1187. Demikian juga dipaparkan oleh Nur Mufid dengan karyanya
kamus Modern Indonesia-Arab al-Mufied (Surabaya: Pustaka Progressif,
2010), h. 257. Bahkan Ahmad Warson Munawir menyebut secara tegas, naum juga
bermakna تَنْوِيْمًا مِغْنَطِيْسِيًّا (menidurkan dengan cara hipnotis).
Lihat: ahmad warson munawwir, kamus al-Munawwir,h. 1478.
APA SAYA SALAH MENYEBUT NAUM IDENTIK HIPNOSIS? MEMANG DARI SEGI
BAHASANYA BEGITU ADANYA. COBA RUNTUTKAN NALAR KITA. HIPNOSIS KAN ISTILAH BARAT
-> KITA MASUKAN DALAM BAHASA ARAB, KARENA YANG KITA KAJI ADALAH AL-QUR’AN
-> KITA TERJEMAHKAN KE BAHASA INDONESIA. TERUS MAKNA KAMUSNYA YA SEPERTI
ITU. SAYA TAHU LANGSUNG LHO.. ITU MAKNA KAMUSNYA. UNTUK MENAMBAH KEYAKINAN
PEMBACA YANG BUDIMAN, SILAHKAN CEK DI PERPUSTAKAAN PASCA SARJANA UIN SUNAN
AMPEL SURABAYA. KAMUS ITU SAYA TEMUKAN DISANA TAHUN 2010-2011 YANG LALU. KARENA
TESISNYA DITULIS WAKTU ITU.
Dan Naum sebagai Fenomena
Sleep Hypnosis. Di Halaman 63 penulis juga dengan sangat berani menuliskan
bahwa "QURAN ITU HYPNOSIS" bagaimana pendapat para ulama' di dalam
dalam hal ini...?Apakah mereka semua sudah sepakat bahwa Qur'an itu Hypnosis. Seandainya
itu dituliskan begini : "Al-Quran mampu menghipnosis manusia.." yang
artinya bahwa Al-Quran itu mampu mempengaruhi Pikiran bawah sadar (hati)
manusia sehingga mau dan mampu berubah ke arah yang lebih baik. Nah, itu saya
baru sepakat. Tetapi kalau disebut bahwa "QURAN ITU HYPNOSIS"...
Wah... apakah Umat akhirnya tidak semakin menjadi rancu dan malah menjadi
semakin bingung tuh...?
By The way, buku ini cukup
bagus kalau sekedar digunakan sebagai rujukan belajar Hypnosis. Tetapi bila
tujuannya adalah untuk mencari rujukan Hypnosis dalam sudut pandang Islam secara
tepat dan benar, maka buku ini masihlah belum terlalu tepat sasaran. Tapi kalau
sekedar untuk membingungkan para ahli agama yang tidak faham Hypnosis, maka
buku ini cukup bolehlah digunakan sebagai bahan untuk debat kusir dengan para
ahli agama yang anti dengan hipnotis. Demikianlah sekedar kritikan dari saya,
semoga ada peningkatan kualitas pada edisi berikutnya... Karena saya juga
berharap, ada intelektual Islam Yang Pakar Hypnosis dan mampu menjabarkan hypnosis
secara baik dalam sudut pandang Islam... Dan saya berharap, penulis ini masih mau
mengembangkan diri dengan belajar Ericksonian Hypnotherapy, sehingga semakin memahami
bahwa Hypnosis itu tidak identik dengan Tidur.
6. JAWABAN: Dalam hal ini, begitu JAHATNYA Edi sugianto MENGADU SAYA DENGAN ULAMA DENGAN PRASANGKAAN YANG KOTOR. Sungguh kejam dan arogan sekali. Apa salah saya dengan anda?
Saya tidak pernah merugikan anda wahai Edi. Anda mau adu domba orang. Mana
sikap muslimmu kawan?...
Itu Cuma
BAB, jangan diplintir begitu penjelasannya. Baca lengkap penjelasannya, baru
Fair. Kalau TIAP ADA JUDUL ATAU BAB ANDA PELINTIR SEPERTI ITU, YA DIMARAHI
ORANG BANYAK ANDA. Contoh: ada buku berjudul SI MONYET CERDIK ayah ala
motivator. Anda pahami gimana? MONYET CERDIK ITU AYAH MOTIVATOR? Ya yang nulis ya
pasti marah. Itu tulisan guru saya Khrisnamurti Mind-Set Motivator. P.
Yanurindra kenal betul kemampuan beliau. Dan beliau guru Quantum Trance
Motivator Idola saya. Saya banyak me-Model beliau.
Ada buku
lagi karya p.Khrisnamurti yakni MEDITASI DI SIDNEY. APAKAH ANDA MAU MENGKRITIK
BELIAU KARENA IA SAMA SEKALI TIDAK MENJELASKAN MEDITASI DI DALAMNYA.
Ada lagi,
LIHAT JUGA JUDUL-JUDUL DIKORAN ITU. SEPERTI ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH. APA
TERUS ANDA MAKNAI BEGITU?...
Terima Kasih telah membaca tulisan ini dan
Salam Ukhuwah...
7. JAWABAN: REVIEW ANDA BUKANLAH UKHUWAH. APAKAH SEPERTI ITU CARA
BERUKHUWAH? UKHWAH DARI KATA ARAB akhun YANG BERMAKNA SAUDARA/ DULUR.
KALAU CARA ANDA SEPERTI ITU, LEBIH BAIK GAK USAH UKHUWAH. BENER SEPERTI BANG
AWAY DAN ROMO DEWA YANG GAK UKHUWAH DENGAN ANDA. ROMO DEWA DULU PERNAH NGISI
TRAINING BARENG DENGAN ANDA DISURABAYA BUKAN?..DAN SEKARANG IA MENJAUH DARI
ANDA. ALUMNIMU ADA YANG BELAJAR KESAYA SETELAH TRAINING.
Footnote : [1] A.W.Munawir, M. Fairuz, Kamus Al-Munawwir
Indonesia-Arab,(Surabaya: Pustaka Progessif), cet I, 2007 hal.893
[2] Ibn al-Mandzur, Lisan al-Arab, (Kairo: Dar
al-Ma’arif), tt. Jilid VI,1999, Hal.4583
[3] Abu al-Husain Ahmad bin Faris, Maqayis al-Lughah, (
Dar al-Fikr), tt jilid V, Hal.372
[4] Husain bin Muhammad, Mufradat Gharib al-Qur’an,
(Beirut: Dar al-Ma’arif) tt, hal. 510.
***Referensi
: http://pkitgusdur.blogspot.com/2014/01/kajian-al-quran.html8
PERHATIAN: lihat
lagi, ia pakai GO-BLOGSPOT, DALAM MELAWAN ARGUMENTASI ILMIAH.
ILINGO: OJO JIWIT
LEK GAK GELEM DI JIWIT (jangan menyakiti orang lain, kalau tidak mau disakiti).
RASUL BERSABDA:
AKU INI DIUTUS UNTUK MENYEMPURNAKAN AHLAK, BUKAN ILMU MAS. LEBIH-LEBIH BERILMU
& BERAKHLAK, ITU LEBIH UTAMA
BANG BENI BUDAYA GMPS yang intinya:
TIDAK MENUNJUKKAN KEBAIKANMU DENGAN MENJELEKKAN ORANG
LAIN.
MENGINGATKANPUN ADA AKHLAKNYA + TAHU ILMUNYA
Mas edi, saya
orang dari kota kecil, yakni Kediri. Jangan memandang rendah seseorang karena
anda telah menjangkau Thailand, Malaysia, Hongkong dsb. Itu adalah nikmat anda,
syukuri. Kalau saya mau, sekarangpun ke luar negeri begitu saya juga bisa mas. Ilmu
itu Milik Allah. Bukan untuk diadu, tapi untuk menambah kemaslahatan umat. Ilmu
ini dititipkan di Otak kita ada batasnya, dan akan dimintai pertanggung
jawabannya kelak.
DI ATAS LANGIT
MASIH ADA LANGIT, DAN LANGIT ITU MILIK ALLAH SWT.
Semoga Allah
menjadikan kita pribadi yang lebih baik & saling menghargai.
RIWAYAT PENULIS: IMAM MASRUR, M.Th.I
Sejak bangku tingkat dasar (MI)
ia juga memperdalam ilmu di Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyyah hingga
perguruan tinggi. MIN KUNIR dan memperdalam ilmu di Pondok Pesantren Modern
Al-Kamal Kunir Blitar. MTsN KUNIR sambil mengaji ke Madrasah Diniyyah. SMUN I
Kediri, plus Mondok di PP. Salafiyyah Bandar Kidul Kota Kediri.
Melanjutkan ke STAIN Kediri
Jurusan Ushuluddin Program Studi TAFSIR-HADITS dengan predikat CUMLAUDE (IPK:
3,59) . Melanjutkan S-2 ke IAIN Sunan Ampel Surabaya, yang kini menjadi UIN
Sunan Ampel Surabaya, Jurusan TAFSIR-HADITS dengan Yudisium CUMLAUDE (IPK:
3,82). Karya beliau Konsep Hipnoterapi Dalam al-Qur’an diminta secara
khusus oleh DIREKTUR PASCA SARJANA IAIN SUNAN AMPEL, Prof. Dr. H.M Ridlwan
Nasir, M.A. Kemudian karya tersebut dialih bahasa ke bahasa yang familiar,
supaya mudah dipahami masyarakat umum yang kemudian diganti judul CLINICAL
HYPNOTHERAPY AL-QUR’AN, dengan pertimbangan, sebelum Tesis itu ditulis,
sebenarnya telah diujikan ke beberapa pasien yang ada di Poli VCT RSUD Kab.
Kediri dan juga Klien umum yang datang ke rumah atau ke ruangan penulis di Poli
VCT. Dan juga di diskusikan dengan dokter, apoteker, dan praktisi hypnotism
& NLP.
Disela-sela pendidikan formal,
penulis mendalami Hypnotism atas saran sahabat Perawat RS Arafah. Akhirnya, ia
mempelajari Hypnotism sampai trainer dari Alfa Omega Surabaya dan dari IBH
Jakarta. Selain itu, ia juga belajar dari seminar-seminar atau pelatihan dari
para trainer lainnya. Di antaranya Khrisnamurti, CT Mindset Motivator belajar
Quantum Trance Motivator, Penanganan Trauma ke seminarnya Lidya Wilson, ke
Seminar Adi W Gunawan, dsb.
Pengalaman pekerjaan:
NGO HIV-AIDS dilatih langsung dari Family Health International.
Poli VCT RSUD Kab. Kediri (1998-2013)
Dosen STAIN Kediri (2011-sekarang)
Trainer Hypnotism dan mendirikan ISH (2010-sekarang)
Penulis Buku Hypno Forensic dan Clinical Hypnotherapy al-Qur’an.